Selasa, 26 Mei 2015

TEORI DAN TEKNIK KONSELING “HUMANISTIK”


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Teori humanistik berkembang pada tahun 1950-an sebagai teori yang menentang teori-teori psikoanalisis dan behavioristik. Serangan humanistik terhadap dua teori ini adalah bahwa kedua-duanya bersifat melecehkan manusia. Teori fred dikritik, karena memandang tingkah laku manusia di dominasi atau ditentukan oleh dorongan yang bersifat primitive dan animalistik ( hewani ). Teori behavioristik juga dikritik karena teori terlalu asyik dengan penelitiaannya terhadap binatang, dan menganalisis kepribadian secara pragmentaris. Dan dengan begitu mengapa sehingga teori tersebut dikritik, karena memandang manusia sebagai bidak atau pion yang tak berdaya dikontrol oleh lingkungan dan masa lalu, dan sedikit sekali kemampuan untuk mengarahkan diri.
Teori humanistik dalam psikologi sebagai third force ( kekuatan ketiga ) dalam psikologi dan merupakan alternatif kedua kekuatan yang dewasa ini dominan ( psikoanalisis dan behavioristik ). Kekuatan ketiga ini disebut humanistik, karena memiliki minat yang ekslusif terhadap tingkah laku manusia. Humanistik dapat diartikan sebagai orientasi teoritis yang menekankan kualitas manusia yang unik, khususnya terkait dengan free will ( kemauan bebas ) dan potensi untuk mengembangkan dirinya.
Para ahli teori humanistik memiliki pandangan yang optimistik terhadap hakikat manusia. Mereka menyakini bahwa :
·         Manusia memiliki dorongan bawaan untuk mengembangkan diri.
·         Manusia memiliki kebebesan untuk merancang atau mengembangkan tingkah lakunya, dalam hal ini manusia bukan pion yang diatur sepenuhnya oleh lingkungan.
·         Manusia adalah mahkluk rasional dan sadar, tidak dikuasi oleh ketidaksadaran, kebutuhan irrasional, dan konflik.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan diatas maka dapat di susun  rumusan masalah. Permasalahan dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa pengertian humanistik?
2.      Bagaimana teori humanistik?
3.      Bagaimana teknik-teknik humanistik?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian humanistik.
2.      Dapat mengetahui teori humanistik.
3.      Untuk mengetahui teknik-teknik humanistik.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Humanistik
Menegaskan adanya keseluruhan kapasitas maretabata dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri self realization. Humanisme menentang pesimisme dan keputusasaan pandangan psikoanalitik dan konsep kehidupan robot pandangan behaviorisme. Humanisme yakin bahwa manusia memiliki didalam dirinya potensi untuk berkembang sehat dan kreatif. Pada dasarnya perkembangan psikologi humanistik dari ajaran Santo Thomas Aquinas, tentang adanya kemauan bebas (freewill) manusia dan tanggung jawab atas tindakan mereka. Namu dalam perkembangan selanjutnya psikologi humanistic dipandang sebagai a new trend karena merupakan aliran psikologi paling menonjol pada tahun 1960an.

B.     Teori Humanistik
1.      Teori Kepribadian Abraham  Harold Maslow
a.      Biografi Abraham Harold Maslow
Abraham Harold Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada tanggal 1 April 1908. Maslow dibesarkan dalam keluarga Yahudi Rusia dengan orang tua yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Pada masa kecilnya, ia dikenal sebagai anak yang kurang berkembang dibanding anak lain sebayanya. Ia mengatakan bahwa dirinya adalah seorang anak Yahudi yang tumbuh dalam lingkungan yang mayoritas dihuni oleh non Yahudi.
Ia merasa terisolasi dan tidak bahagia pada masa itu. Ia tumbuh di perpustakaan diantara buku-buku. Ia awalnya berkuliah umum, namun pada akhirnya, ia memilih untuk mempelajari psikologi dan lulus dari Universitas Wisconsin. Pada saat ia berkuliah, ia menikah dengan sepupunya yang bernama Bertha pada bulan Desember 1928 dan bertemu dengan mentor utamanya yaitu Profesor Harry Harlow. Ia memperoleh gelar bachelor pada 1930, master pada 1931, dan Ph.D pada 1934. Maslow kemudian memperdalam riset dan studinya di Universitas Columbia dan masih mendalami subjek yang sama. Di sana ia bertemu dengan mentornya yang lain yaitu Alfred Adler, salah satu kolega awal dari Sigmund Freud.
Pada tahun 1937-1951, Maslow memperdalam ilmunya di Brooklyn College. Di New York, ia bertemu dengan dua mentor lainnya yaitu Ruth Benedict seorang antropologis, dan Max Wertheimer seorang Gestalt psikolog, yang ia kagumi secara profesional maupun personal. Kedua orang inilah yang kemudian menjadi perhatian Maslow dalam mendalami perilaku manusia. Maslow menjadi pelopor aliran humanistik psikologi yang terbentuk pada sekitar tahun 1950 hingga 1960-an. Ia menghabiskan masa pensiunnya di California, sampai akhirnya ia meninggal karena serangan jantung pada 8 Juni 1970. Kemudian ia dianugerahkan gelar Humanist of the Year oleh Asosiasi Humanis Amerika pada tahun 1967.
b.      Asumsi dan Prinsip Dasar Teori
Ahli-ahli teori humanistik menunjukkan bahwa:
1.      Tingkah laku  individu pada mulanya ditentukan oleh bagaimana mereka merasakan dirinya sendiri dan dunia sekitarnya.
2.      Individu bukanlah satu-satunya hasil dari lingkungan mereka seperti yang dikatakan oleh ahli teori tingkah laku, melainkan langsung dari dalam (internal), bebas memilih, dimotivasi oleh keinginan untuk aktualisasi diri (self-actualization) atau memenuhi potensi keunikan mereka sebagai manusia.
Abraham Maslow mengatakan bahwa di dalam diri individu ada dua hal:
·         Suatu usaha yang positif untuk berkembang
·         Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu
Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarki. Bila seseorang telah dapat memenuhi kebutuhan pertama, seperti kebutuhan psikologis, barulah ia dapat menginginkan kebutuhan yang terletak di atasnya, ialah kebutuhan mendapatkan rasa aman dan seterusnya.
Maslow Berfokus pada individu secara keseluruhan, bukan hanya satu aspek individu, dan menekankan kesehatan daripada sekedar penyakit dan masalah.
c.       Detail Teori
Teori yang terkenal dari Maslow yang merupakan salah satu tokoh humanistic adalah teori tentang Hirarki Kebutuhan. Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Kebutuhan fisiologis atau dasar
2.      Kebutuhan akan rasa aman
3.      Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
4.      Kebutuhan untuk dihargai
5.      Kebutuhan untuk aktualisasi diri
Hirarki kebutuhan.
Maslow berpendapat bahwa motivasi manusia diorganisasikan kedalam sebuah hirarki kebutuhan yaitu suatu sususan kebutuhan yang sistematis, kebutuhan dasar harus dipenuhi sebelum kebutuhan dasar lainnya. Kebutuhan itu mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut :
1.      Kebutuhan yang lebih rendah dari hirakki merupakan kebutuhan yang kuat, otensial, dan prioritas.
2.      Kebutuhan yang lebih tinggi muncul terakhir dalam rentang hidup manusia.
3.      Kebutuhan yang lebih tinggi kurang diperlukan dalam rangka mempertahankan hidup, sehinggga pemuasaanya dapat diabaikan.
4.      Walaupun kebutuhan yang lebih tinggi kurang begitu perlu dalam rangka survival, namun kebutuhan itu memberikan konstribusi terhadap survival itu sendiri dan juga perkembangan.
5.      Pemuasan kebutuhan yang lebih tinggi amat bermanfaat, baik bagi fisik maupun psikis.
6.      Pemuasan kebutuhan yang lebih tinggi memerlukan situasi eksternal yang lebih baik dari pada pemuasan yang lebih rendah.
§  Kebutuhan fisologis.
§  Kebutuhan rasa aman.
§  Kebutuhan pengakuan dan rasa sayang.
§  Kebutuhan penghargaan.
§  Kebutuhan kognitif.
§  Kebutuhan estetika.
§  Kebutuhan aktualisasi diri.
Maslow (1968) berpendapat bahwa ada hierarki kebutuhan manusia. Kebutuhan untuk tingkat yang paling rendah yaitu tingkat untuk bisa survive atau mempertahankan hidup dan rasa aman, dan ini adalah kebutuhan yang paling penting. Tetapi jika manusia secara fisik terpenuhi kebutuhannya dan merasa aman, mereka akan distimuli untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi, yaitu kebutuhan untuk memiliki dan dicintai dan kebutuhan akan harga diri dalam kelompok mereka sendiri. Jika kebutuhan ini terpenuhi orang akan kembali mencari kebutuhan yang lebih tinggi lagi, prestasi intelektual, penghargaan estetis dan akhirnya self-actualization.
Maslow (1954) menyusun hirerarki kebutuhan. Di dalam hirarki ini, ia menggunakan suatu susunan piramida untuk menjelaskan dorongan atau kebutuhan dasar yang memotivasi individu. Kebutuhan yang paling dasar, yakni kebutuhan fisiologis akan makanan, air, tidur, tempat tinggal, ekspresi seksual, dan bebas dari rasa nyeri, harus dipenuhi pertama kali. Tingkat kedua adalah kebutuhan akan keselamatan, keamanan, dan bebas dari bahaya atau ancaman kerugian. Tingkat ketiga ialah kebutuhan akan mencintai dan memiliki, yang mencakup membina keintiman, persahabatan, dan dukungan. Tingkat keempat ialah kebutuhan harga diri, yang mencakup kebutuhan untuk dihormati dan diargai orang lain. Tingkat yang paling tinggi ialah aktualisasi diri, kebutuhan akan kecantikan, kebenaran, dan  keadilan.
Maslow mengajikan hipotesis bahwa kebutuhan dasar di tingkat paling bawah  piramida akan mendominasi perilaku individu sampai kebutuhan tersebut dipenuhi, kemudian kebutuhan tingkat selanjutnya menjadi dominan.
Maslow menggunakan istilah aktualisasi diri untuk menjelaskan individu yang telah mencapai semua kebutuhan hirarki dan mengembangkan potensinya secara keseluruhan dalam hidup.
Teori Maslow menjelaskan bahwa perbedaan individu terletak pada motivasinya, yang tidak selalu stabil seanjang kehidupan. Lingkungan hidup yang traumatic atau kesehatan yang terganggu dapat menyebabkan individu mundur ke tingkat motivasi yang lebih rendah.

Kepribadian yang sehat.
Maslow berpendapat bahwa orang yang memiliki pribadi yang sehat adalah memilki ciri-ciri sebagai berikut :
1.      Mempersepsikan kehidupan atau dunianya sebagaimana apa adanya, dan merasa nyaman dalam menjalaninya.
2.      Menerima dirinya sendiri, orang lain, dan lingkungannya.
3.      Bersikap spontan, sederhana, alami, bersikap jujur, tidak dibuat-buat dan terbuka.
4.      Mempunyai komitmen atau dedikasi untuk memecahkan masalah diluar dirinya.
5.      Bersikap mandiri dan independt.
6.      Mamiliki apresiasi yang segar terhadap lingkungan sekitarnya.
7.      Mencapai puncak pengalaman.
8.      Memiliki minat social
9.      Sangat senang menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain.
10.  Bersikap demokratis.
11.  Kreatif.
Kritik terhadap teori humanistik.
a.       Poor testability.
b.      Unreealistisc view of human nature.
c.       Inadequaute evidence.
Implikasi teori kepribadian humanistik terhadap bimbingan dan konseling.
a.       Tujuan Bimbingan dan konseling
1)      Bersikap terbuka terhadap pengalaman dan dapat mempersepsinya secara realistik.
2)      Menerima diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.
3)      Bertanggung jawab terhadap perbuatannya.
4)      Mau menghargai diri sendiri dan orang lain.
5)      Menerima orang lain sebagai individu yang unik.
6)      Bersikap rasional dan tidak defensive.
7)      Bersikap demokratis.
8)      Senang menjalin hubungan interpersonal.

b.      Peran Konselor
1)      Mengakui pentingnya pendekatan dari pribadi ke pribadi.
2)      Menyadari tanggung jawabnya sebagai konselor.
3)      Mengakui sifat timbal balik dari hubungan bimbingan dan konseling.
4)      Berorientasi pada perkembangan.
5)      Menekankan keharusan konselor terlibat dengan klien sebagai suatu pribadi yang utuh.
6)      Mengakui bahwa putusan dan pilihan akhir terletak di tangan klien / konselor.
7)      Memandang dirinya sebagai model, konselor dengan gaya hidup dan pandangan humanistiknya tentang manusia data secara implicit menunjukkan kepada konseli potensi bagi tindakan kreatif dan posistif.
8)      Mengakui kebebasan konseli untuk mengungkapkan tujuan dan nilainya sendiri.
9)      Bekerja kearah mengurangi ketergantungan klien serta meningkatkan kebebasan klien.
d.      Kedudukan Pengasuhan dalam Teori
Dalam pendekatan humanistik, orang tua diajarkan untuk mencerminkan perasaan anak-anak mereka dan membantu mereka tumbuh dalam kesadaran diri dan pemahaman, serta memfasilitasi kematangan psikologis anak-anak mereka.
Abraham Maslow melengkapi pemikiran tersebut dengan teori motivasi. Menurutnya, potensi-potensi unik seorang anak akan muncul apabila diberi motivasi dengan cara penyampaian wawasan, contoh orang tua, pergaulan dengan teman lain, maupun pengalaman langsung.
Dalam praktik pengasuhan, orang tua dianggap sebagai fasilitator yaitu menyediakan lingkungan dan sarana belajar anak untuk mengembangkan potensinya. Semakin dipenuhinya fasilitas yang dibutuhkan anak, akan semakin berkembang potensi-potensi yang dimiliki seorang anak.
Selain itu, orang tua harus berperan sebagai motivator. Peran ini dilakukan dengan memberikan dorongan dan dukungan bagi berbagai hal yang menjadi minat seorang anak. Apabila anak melakukan kekeliruan tidak disalahkan atau disudutkan tetapi diberi berikan bimbingan dengan kalimat-kalimat yang membangkitkan semangat. Sehingga anak terpacu untuk melakukan tugasnya dan semakin tinggi tingkat pengaktualisasiannya.

C.    Teknik-teknik Humanistik
Yaitu teknik dengan pendekatan fenomenologi kepribadian yang membantu individu menyadari diri sesungguhnya dan memecahkan masalah mereka dengan intervensi ahli terapi yang minimal. Gangguan psikologis yang diduga timbul jika proses pertumbuhan potensi dan aktualisasi diri terhalang oleh situasi atau oleh orang lain. Tidak seperti kebanyakan pendekatan terapi, pendekatan eksistensial-humanistik tidak memiliki teknik-teknik yang ditentukan secara ketat. Dalam konseling humanistik terdapat  teknik-teknik konseling , yang mana sebelum mengetahui teknik-teknik konseling tersebut terdapat beberapa prinsip kerja teknik humanistik antara lain :
1.      Membina hubungan baik (good rapport)
2.      Membuat klien bisa menerima dirinya dengan segala potensi dan keterbatasannya
3.      Merangsang kepekaan emosi klien
4.      Membuat klien bisa mencari solusi permasalahannya sendiri.
5.      Mengembangkan potensi dan emosi positif klien
6.      Membuat klien menjadi adequate
Teknik-teknik yang digunakan dalam konseling eksistensial-humanistik, yaitu:
1.      Penerimaan
2.      Rasa hormat
3.      Memahami
4.      Menentramkan
5.      Memberi dorongan
6.      Pertanyaan terbatas
7.      Memantulkan pernyataan dan perasaan klien
8.      Menunjukan sikap yang mencerminkan ikut merasakan apa yang dirasakan
9.      Bersikap mengijinkan untuk apa saja yang bermakna.
Teknik Yang Digunakan
Teknik yang digunakan oleh Abraham Maslow yaitu terapi. Menurut Maslow, tujuan terapi adalah agar klien memeroleh B-values, atau nilai kebenaran, keadilan, kesederhanaan, dan sebagainya. Untuk mencapai tujuan tersebut, klien harus bebas dari kebergantungan pada orang lain, supaya dorongan alami menuju pertumbuhan dan aktualisasi diri menjadi aktif.Meskipun Maslow bukan psikoterapis, dia menganggap bahwa teori kepribadiannya dapat diterapkan dalam psikoterapi.
Dalam konsep hierarki kebutuhan dinyatakan bahwa jika seseorang masih dapat bergerak pada level kebutuhan dasar (fisiologis) dan rasa aman melebihi yang lainnya, biasanya merekaa tidak termotivasi untuk mencari psikoterapis. Sebaliknya, mereka akan berusaha keras untuk memenuhi kebutuhan akan perawatan dan kesamaan.
Kebanyakan manusia yang membutuhkan terapi adalah mereka yang memiliki kebutuhan tingkat ketiga.Tingkat kebutuhan ini biasanya dipenuhi dengan baik, tetapi masih kesulutan untuk mendapatkan kasih sayang. Karena itu, psikoterapi diarahkan kepada proses interpersonal yang hangat dan penuh kasih sayang. Dengan demikian, klien memperoleh kepuasan dalam memenuhi kebutuhan akan rasa cinta, memperoleh rasa percaya diri, dan penghargaan diri sendiri. Hubungan yang baik antara klien dan terapis merupakan pengobatan psikologis terbaik. Hubungan yang saling menerima akan memberikan perasaan patut dicintai dan memvasilitasi kemampuan mereka untuk mengembangkan hubungan nasihat diluar terapi.
Teknik yang dianggap tepat untuk diterapkan dalam pendekatan ini yaitu teknik client centered counseling, sebagaimana dikembangkan oleh Carl R. Rogers. meliputi: (1) acceptance (penerimaan); (2) respect (rasa hormat); (3) understanding (pemahaman); (4) reassurance (menentramkan hati); (5) encouragementlimited questioning (pertanyaan terbatas; dan (6) reflection (memantulkan pernyataan dan perasaan).
Melalui penggunaan teknik-teknik tersebut diharapkan konseli dapat (1) memahami dan menerima diri dan lingkungannya dengan baik; (2) mengambil keputusan yang tepat; (3) mengarahkan diri; (4) mewujudkan dirinya.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Teori yang terkenal dari Maslow adalah teori tentang Hirarki Kebutuhan. Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah kebutuhan fisiologis atau kebutuhan dasar, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan untuk dicintai dan disayangi, kebutuhan untuk dihargai, dan kebutuhan untuk aktualisasi diri Teori Maslow menjelaskan bahwa perbedaan individu terletak pada motivasinya, yang tidak selalu stabil seanjang kehidupan. Lingkungan hidup yang traumatik atau kesehatan yang terganggu dapat menyebabkan individu mundur ke tingkat motivasi yang lebih rendah.
Maslow berpendapat bahwa orang yang memiliki pribadi yang sehat memilki ciri diantaranya mampu mempersepsikan kehidupan dunianya sebagaimana apa adanya, dan merasa nyaman, menerima dirinya sendiri, bersikap spontan, mempunyai komitmen atau dedikasi untuk memecahkan masalah diluar dirinya., mandiri, memiliki apresiasi yang segar terhadap lingkungan sekitarnya, memiliki minat social, bersikap demokratis, dan  kreatif.

DAFTAR PUSTAKA

Corey, Gerald, 2013. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT Refika Aditama
Nurihsan, Ahmad Juntika dan Syamsu Yusuf, 2011. Teori Kepribadian. Bandung: PT Reaja Rosdakarya
Sofyan S. Willis. 2007. Konseling Inpidual; Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta
Sayekti. 1997. Berbagai Pendekatan dalam Konseling. Yogyakarta: Menara Mass Offset
http://bk11unmul.blogspot.com/2012/11/makalah-teori-humanistik.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar